Pernah Lihat Mozaik yang Belum Disusun? Begini Cara Tuhan Menyusunnya dalam Hidupku

   


    Bayangkan sebuah mozaik yang belum tersusun. potongan-potongan kecil yang tampak terpisah, namun memiliki arti yang mendalam ketika dipadukan. itulah yang aku rasakan tentang hidupku. setiap potongan yang tuhan susun dalam perjalanan hidupku, membawa peran yang penting dan memperindah makna hidup yang kuterima. Dengan rasa syukur, aku melihat setiap potongan mozaik ini sebagai bagian dari perjalanan yang telah ditentukan-Nya. Terimakasih Tuhan, Engkau rangkai satu persatu menuntunku dalam perjalanan hidup ini. Izinkan aku berbagi cerita tentang arti setiap potongan yang telah Engkau susun.

Jam tangan, potongan pertama yang menolong hidupku dalam memaknai setiap masa-nya. jika saat ini pukul 18.30 maka pada pukul 13.30 adalah masa lalu, jika saat ini pukul 18.30 maka pada pukul 22.30 adalah masa depan dan jika saat ini masih pukul 18.30 maka itulah masa sekarang. Ini bukan tentang jarum yang berputar atau angka yang bertambah. Namun ini adalah sebuah pembelajaran bagi mereka yang berakal. 

Sepatu, potongan kedua yang memberikan pengalaman dalam perjalanan–pernah kalian melihat bapak tua dengan sepatu bututnya? Dimanapun bapak itu melangkah, sepatu kulitnya selalu setia melangkah kekiri dan kekanan. Sama hal nya dengan sepatu yang ada di foto, itu pertemuan pertama bersamanya kini dia melangkah bersama ku dari kota semarang ke kota surabaya, kadang melintasi ubin keramik kadang melawati jalan aspal kadang juga melewati peron kereta. Seperti seorang pahlawan–Pemberani yang selalu melangkah paling depan, menaiki tangga, melangkah masuk bus hingga masuk wahana rumah hantu.


Novel, potongan ketiga yang Tuhan bantu pasang dalam kehidupanku untuk melihat dunia dari secarik demi secarik kertas. Dari tinta pena hingga tinta mesin digital. Terima kasih Tuhan engkau pasangkan sepotong mozaik ini dalam hidup ku sebab aku tak perlu lagi membeli tiket mahal di traveloka untuk pergi ke jepang melihat gunung fuji, cukup membaca kata demi kata dari penulis hebat tanah air aku mampu merangkai skenario itu dikepala hehehe. 


Kaca mata, potongan selanjutnya yang mampu membantuku melihat dunia dengan lebih jelas, awalnya kacamata untuk mereka yang tenggelam dimakan usia,  Kini aku memakainya—karena mataku pun lelah, menatap layar penuh cahaya. Dunia terlihat lebih jelas, meski kadang hati masih kabur.

Laptop, potongan terakhir yang melahirkan tulisan-tulisan abstrak ku yang tak kunjung selesai. Bahkan saat patah hati, laptop ini tetap menyala. Menjadi saksi saat aku mengetik "aku mencintaimu", lalu menghapusnya, lalu mengetik judul baru, lalu... stalking pacar barunya.


Dipenghujung paragraf ini, aku ingin sampaikan pesanku “jaga mereka baik-baik” kalau kalian memiliki benda-benda yang sama sepertiku atau benda lain favorit kalian. terkadang, kita tidak pernah tau– Bisa jadi besok mereka hilang, rusak, bahkan mati.



Komentar

Postingan Populer